Topan Yagi dan Banjir Besar di Myanmar: 226 Orang Meninggal, Ratusan Ribu Kehilangan Tempat Tinggal

18/09/2024 09:03:24 WIB 6

TBNEWS-Banjir besar yang melanda Myanmar menewaskan sebanyak 226 orang. Jumlah itu meningkat dan PBB memperingatkan banyak orang yang membutuhkan bantuan.

Sebelumnya, topan Yagi melanda beberapa negara seperti Vietnam utara, Laos, Thailand, dan Myanmar lebih dari seminggu yang lalu.

Bencana angin kencang dan hujan lebat, yang memicu banjir dan tanah longsor telah menewaskan lebih dari 500 orang, menurut data resmi.

Dikutip dari AFP pada Selasa (17/9/2024), televisi pemerintah di Myanmar yang diperintah junta mengonfirmasi 226 korban tewas pada Senin malam.

Dengan 77 orang masih hilang, dua kali lipat dari jumlah korban sebelumnya yang berjumlah 113 orang.

Penyiar tersebut juga mengatakan bahwa hampir 260.000 hektar sawah dan tanaman lainnya telah hancur akibat banjir.

Sementara badan tanggap bencana Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOCHA) mengatakan sekitar 631.000 orang terkena dampak banjir di Myanmar.

UNOCHA mengatakan makanan, air minum, tempat berteduh, dan pakaian sangat dibutuhkan. Badan itu juga memperingatkan bahwa jalur komunikasi yang terputus, jalan yang terblokir, dan jembatan yang rusak sangat menghambat upaya bantuan masuk.


Komunikasi yang buruk, terutama dengan daerah terpencil, juga mengakibatkan informasi tentang korban jiwa lambat diperoleh.

Program Pangan Dunia PBB pada Senin mengatakan banjir tersebut adalah yang terburuk dalam sejarah Myanmar baru-baru ini, tanpa memberikan rincian yang tepat.

Banjir parah melanda negara tersebut pada 2011 dan 2015, dengan lebih dari 100 kematian dilaporkan pada kedua kejadian tersebut.

Sementara pada 2008 Siklon Nargis menyebabkan lebih dari 138.000 orang meninggal atau hilang.

Lantaran dilanda bencana, Junta militer mengeluarkan permohonan bantuan asing yang jarang terjadi pada akhir pekan, dengan negara tetangga India sejauh ini menjadi satu-satunya negara yang menanggapi.

Diketahui, India mengirimkan 10 ton bahan, termasuk ransum kering, pakaian, dan obat-obatan.

Namun, sebelum banjir terakhir ini, orang-orang di Myanmar telah bergulat dengan dampak perang selama tiga tahun antara junta militer dan kelompok-kelompok bersenjata yang menentang kekuasaannya. Akibat perang dalam negeri itu, jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Share this post