JAKARTA, TBNEWS_Para anggota Kabinet Merah Putih menggunakan pesawat Hercules C-130 J, untuk terbang ke Magelang, Jawa Tengah, guna mengikuti pembekalan di Akademi Militer (Akmil). Momen penerbangan itu pun diunggah oleh sejumlah menteri, salah satunya Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Sebagai informasi, pesawat angkut militer turboprop bermesin empat itu hanya dimiliki oleh dua negara, yaitu Indonesia dan Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia memesan lima pesawat dari pabrikannya langsung, Lockheed Martin.
Saat ini semua pesawat yang dipesan telah tiba. Bahkan, salah satunya pernah digunakan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Palestina beberapa waktu lalu.
Diketahui, Super Hercules C-130J memiliki panjang 34,69 meter, tinggi 11,9 meter, dan lebar sayap 39,7 meter. Adapun panjang kompartemen kargo Super Hercules C-130J mencapai 16,9 meter, lebar 3,12 meter, dan tinggi 2,74 meter.
Dimensinya yang lebih besar membuat Super Hercules C-130J bisa membawa beban maksimal hingga 20 ton.
Super Hercules C-130J ditenagai oleh empat turboprop Rolls-Royce AE 2100D yang bisa menyemburkan 4.700 tenaga kuda. Kecepatan maksimal pesawat ini yaitu 660 kilometer per jam di ketinggian 6.706 meter.
Kemudian, Super Hercules juga dapat memuat 8 palet atau 97 tandu, 128 pasukan tempur, dan 92 pasukan terjun payung. Fitur pesawat ini meliputi aspek peningkatan perlindungan bahan bakar, serta sistem penanganan kargo yang ditingkatkan.
Ada pula perbaikan sistem yang mencakup flight station yang lebih canggih dan sistem avionik digital terintegrasi penuh. Super Hercules C-130J turut dilengkapi tampilan layar head-up, serta navigasi canggih yang mencakup sistem navigasi inersia ganda dan GPS.
Di dalam unggahan Instagram-nya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat mengobrol dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani di dalam pesawat. Ia mengungkapkan, ini merupakan pengalaman pertamanya naik Hercules. "Pak Rosan, kita hidup serius sekali, penuh dengan ketegangan karena belum pernah naik Hercules," tuturnya.
Kenyataannya, pesawat Hercules tidak diciptakan seperti pesawat komersial yang memberikan kenyamanan bagi penumpang sipil. Pesawat ini ditujukan untuk kepentingan militer yang diprioritaskan sebagai wahana tangguh untuk menjalankan berbagai misi kritis. Suhu ruangan pesawat terasa panas meski mulai berubah suhunya setelah pesawat mencapai ketinggian jelajah 15.000 kaki.
Kabin menjadi lebih sejuk, memberi jeda dari panas yang dirasakan sebelum take off. Namun, ada satu elemen yang tak pernah berubah sejak awal hingga akhir penerbangan: deru keras propeler dari empat mesin turboprop yang terus menghantam telinga.
Suara itu begitu intens, mengembalikan ingatan para penumpang bahwa pesawat ini adalah mesin perang, bukan alat transportasi biasa. Momen pendaratan Super Hercules C-130 J adalah salah satu yang paling "mengesankan". Sebab, pesawat mendarat dengan guncangan kuat yang sangat terasa, bahkan membuat penumpang terhenyak dari tempat duduk.