Cuaca Panas Terik di Lampung: Penyebab dan Dampaknya, Masyarakat Diimbau Waspada

20/10/2024 11:49:25 WIB 19

TBNEWS_Setelah sempat diguyur hujan beberapa waktu lalu, suhu siang hari di Provinsi Lampung kini terasa jauh lebih panas dari biasanya. Kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor yang mempengaruhi cuaca panas terik di wilayah tersebut. Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Radin Inten II, Rudi Harianto, mengungkapkan bahwa posisi matahari yang bergerak menuju selatan menjadi salah satu penyebab utama intensitas sinar matahari yang lebih kuat.

"Memasuki bulan Oktober, posisi matahari berada di sekitar ekuator dan bergerak menuju selatan. Lampung yang terletak di dekat belahan bumi selatan menerima radiasi sinar matahari lebih kuat, sehingga suhu siang hari terasa sangat panas dan menyengat," jelas Rudi, Sabtu (19/10/2024).

1. Posisi Matahari Tepat di Atas Kepala

Rudi menambahkan, fenomena Zenith—di mana matahari berada tepat di atas kepala—terjadi dua kali dalam setahun di Lampung, yaitu pada akhir Februari hingga awal Maret, serta akhir September hingga awal Oktober. Saat fenomena ini terjadi, bayangan tubuh menjadi sangat pendek atau bahkan hilang, menandakan paparan sinar matahari yang lebih kuat.

"Karena Lampung dekat dengan ekuator, saat fenomena Zenith terjadi, sinar matahari langsung sangat terasa. Akibatnya, suhu siang hari menjadi lebih panas karena radiasi yang diterima permukaan tanah lebih besar," lanjutnya. Panas ini kemudian dipancarkan kembali ke udara hingga malam, sehingga suhu tetap tinggi sepanjang hari.

2. Minimnya Pembentukan Awan Hujan

Selama sepekan terakhir, wilayah Lampung mengalami sedikit pembentukan awan hujan, sehingga cuaca cenderung cerah, terutama pada siang hari. "Minimnya awan tebal di langit membuat radiasi matahari tidak terhalang, sehingga permukaan bumi menyerap lebih banyak energi panas, menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan," ujar Rudi.

Penurunan kelembapan udara selama beberapa hari terakhir juga turut memperparah kondisi. Udara yang kering membuat panas dari sinar matahari lebih intens dan langsung terasa oleh penduduk.

3. Daerah Perkotaan Lebih Panas Dibanding Pedesaan

Kondisi cuaca panas ini lebih terasa di daerah perkotaan dibandingkan di pedesaan, akibat fenomena yang dikenal sebagai Urban Heat Island. "Banyaknya bangunan, jalan aspal, dan beton di perkotaan menyerap panas sepanjang hari dan melepaskannya kembali pada malam hari, membuat suhu kota tetap tinggi bahkan saat matahari sudah terbenam," jelas Rudi.

Selain itu, kurangnya ruang hijau di perkotaan mengurangi kemampuan lingkungan untuk menyejukkan udara secara alami, sehingga panas terperangkap di permukaan kota. Sebaliknya, daerah pedesaan dengan lebih banyak vegetasi dan tanah terbuka mampu menyerap panas lebih baik, sehingga suhu di pedesaan lebih sejuk.

4. Imbauan untuk Masyarakat

Rudi mengimbau masyarakat Lampung untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca panas ini, yang diperkirakan akan berlangsung sepanjang bulan Oktober 2024. "Jaga kesehatan dengan menghindari aktivitas luar ruangan yang berlebihan, serta pastikan tubuh tetap terhidrasi. Gunakan pelindung seperti topi, payung, atau sunscreen jika harus beraktivitas di bawah sinar matahari," sarannya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat dan angin kencang, yang berpotensi terjadi saat masa peralihan musim atau pancaroba setelah periode cuaca panas ini.

Dengan kondisi cuaca yang ekstrem ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan cuaca yang cepat.

Share this post